Smartphone Tizen sukses di Asia Selatan, Samsung bidik pasar Asia Tenggara


Smartphone komersial pertama yang berbasis sistem operasi (OS) Tizen, Samsung Z1, sukses menjadi smartphone terlaris No.1 di Bangladesh dan juga menjadi No.1 untuk smartphone dengan harga dibawah $100 di India. Keberhasilan ini membuat Samsung semakin percaya diri untuk menyiapkan strategi berikutnya dalam memperluas penetrasi pasar dari smartphone Tizen di luar wilayah Asia Selatan.

Sebelumnya berdasarkan data terbaru firma riset pasar Counterpoint, Samsung Z1 berhasil menjadi smartphone terlaris di Bangladesh selama kuartal pertama 2015 mengalahkan smartphone Android buatan Symphony, vendor lokal terbesar di Bangladesh. Kesuksesan ini cukup luar biasa mengingat harga Samsung Z1 lebih mahal ($100) dari smartphone Android buatan Symphony ($60), dan lagi juga membawa sistem operasi baru yang mungkin masih asing buat konsumen Bangladesh. Samsung sendiri juga masih jauh dibawah Symphony dalam hal penguasaan pangsa pasar ponsel secara keseluruhan di Bangladesh yang selama ini dikuasai oleh vendor lokal yang sebagian besar mengimpor dari Shenzhen, China.

Sementara di India, Samsung Z1 berhasil merajai pasar smartphone low-end berharga murah. Di negara dengan pangsa pasar smartphone terbesar ketiga di dunia ini, Samsung Z1 telah terjual 1 juta unit dan menjadi yang terlaris No.1 untuk harga dibawah $100 dengan semua smartphone murah yang berbasis Android (termasuk Android One yang didukung vendor lokal) maupun Microsoft Lumia dengan OS Windows Phone.

"Di wilayah ini tingkat penetrasi smartphone masih sangat rendah berkisar pada 20% sampai 30%, dan konsumen lokal yang membeli smartphone untuk pertama kalinya cukup banyak yang tertarik dengan Samsung Z1 yang terjangkau," kata seorang pejabat dari Samsung Electronics. Selain India dan Bangladesh, Samsung juga telah merilis smartphone Tizen di negara Asia Selatan lainnya, Sri Lanka.

Kesuksesan smartphone Tizen di pasar Asia Selatan membuat Samsung berencana membangun pabrik ponsel ketiga di India untuk menyuplai wilayah ini, setelah yang ada di Chennai dan Noida. "Samsung telah berbicara dengan pemerintah daerah setempat dan melakukan koordinasi internal untuk memenuhi persyaratannya," kata Hong Hyun-chil, Managing Director di Samsung Electronics India.

Pada pertengahan hingga akhir tahun lalu pangsa pasar smartphone Samsung anjlok di beberapa negara, khususnya di China, sehingga kepemimpinannya di pasar smartphone global sempat diambil alih oleh Apple. Namun di awal 2015, Samsung mulai berbenah dan hasilnya sedikit banyak sudah bisa terlihat. "Gabungan populasi di India (1,27 miliar) dan Bangladesh (158 juta) akan bisa menandingi pupulasi di China (1,37 miliar). Pengembang aplikasi yang muda dan berbakat juga melimpah di wilayah ini. Ini sangat ideal untuk penyebaran OS Tizen," kata sebuah sumber dari Samsung Electronics.

Oleh karena itu, tidak hanya menjual perangkat berbasis OS Tizen, Samsung juga aktif dalam menarik kaum muda setempat untuk membuat aplikasi buat OS Tizen. Untuk hal ini, Samsung telah bekerjasama dengan Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) India untuk membuka MSME-Samsung Digital Academy, yang menawarkan kepada pelajar dan mahasiswa kursus pengembangan keterampilan berdasarkan platform OS Tizen. Dan untuk tahun ini juga akan diselenggarakan Tizen Developer Summit untuk yang pertama kalinya di India, yang mempertemukan pengembang dan pelaku industri lokal yang berkepentingan dengan pengembangan OS Tizen.

Samsung siapkan strategi khusus untuk Asia Tenggara

Setelah Asia Selatan, target Samsung berikutnya untuk penyebaran smartphone Tizen adalah Asia Tenggara. Alasannya sama, ekonomi negara-negara di wilayah ini sedang berkembang dengan pesat, populasi yang tinggi, sementara tingkat penetrasi smartphone masih rendah. Namun Samsung menghadapi tantangan berat, karena seiring dengan perkembangan smartphone di wilayah ini, berkembang pula tingkat penetrasi smartphone Android. Ironisnya, Samsung juga termasuk yang paling bertanggung jawab dalam mempromosikan smartphone Android lewat seri Galaxy mereka.

Untuk bisa mengambil pasar smartphone di Asia Tenggara, Samsung harus bisa mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen di wilayah ini. Salah satunya adalah ketersediaan aplikasi yang memadai. Untuk saat ini, aplikasi yang tersedia untuk Samsung Z1 masih dibawah 5000 aplikasi (termasuk untuk smartwatch), sangat jauh bila dibandingkan dengan ekosistem Android maupun iOS yang sudah mencapai sekitar 2 juta aplikasi.

Sebenarnya kurangnya aplikasi akan selalu menghinggapi semua OS baru. Dan faktor kesuksesan sebuah smartphone bukan hanya pada jumlah aplikasi yang tersedia, namun lebih kearah pengalaman pengguna. Apple iPhone generasi pertama misalnya, waktu itu bisa sukses walaupun ekosistem aplikasinya tidak sebanyak Symbian maupun Windows Mobile.


Comments

  1. "Riding high on the success of the Z1, Samsung is gearing up to unveil another Tizen-powered smartphone (possibly the Z2), which will be launched in Russia, China, Malaysia, and Sri Lanka, the report notes."



    Gawat Min, ga ada Indonesia....

    ReplyDelete
  2. Yang sudah dikonfirmasi Sri Lanka sama Rusia. Sri Lanka jelas Z1, kalau Russia mungkin model lain untuk enterprise. Kalau China, Malaysia itu masih rumor, jadi statusnya sama dengan Indonesia.

    ReplyDelete

Post a Comment