Samsung pertimbangkan untuk merilis mobil listrik pintar berbasis OS Tizen


Samsung Group yang sedang mencari mesin pertumbuhan baru, ingin menghidupkan kembali bisnis otomotif mereka melalui pengembangan mobil listrik pintar berbasis sistem operasi (OS) Tizen. Vice Chairman Samsung Lee Jay-yong (Jay Y. Lee) dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk terjun di bisnis ini setelah melihat tren pasar terbaru dan kemampuan perusahaannya yang lebih dari cukup untuk bisa membuat mobil pintar sendiri.

Menurut sumber industri di Korea hari ini, Samsung Advanced Institute of Technology (SAIT) telah mengembangkan mobil listrik yang berjalan pada OS Tizen dan sedang menunggu keputusan akhir dari Samsung Group apakah akan terjun di bisnis otomotif kembali untuk merilis mobil pintar ini. Samsung tertarik untuk masuk kembali ke bisnis otomotif setelah melihat pesaing mereka sesama perusahaan teknologi yang juga telah bersiap untuk mobil pintar buatan mereka masing-masing.

Apple, misalnya, dilaporkan telah mempekerjakan ratusan tenaga ahli untuk membuat mobil listrik dalam proyek yang bernama Titan. Sementara sebelumnya Google telah berulangkali menguji coba mobil tak berawak mereka dan Sony juga telah berinvestasi pada start-up pembuat mobil tanpa sopir di Jepang. Dan semuanya mungkin terinspirasi dari kesuksesan Tesla Motors dalam memasarkan mobil listrik buatan mereka ke seluruh dunia.

Analis industri mengatakan bahwa pengalaman Samsung Group dalam bisnis otomotif sebelumnya bisa memberikan perusahaan keuntungan yang lebih dari perusahaan pesaingnya. Selain itu, anak perusahaan Samsung memiliki solusi hardware dan software terkait dengan mobil listrik maupun mobil tak berawak.

Samsung Group pertama kali masuk dalam bisnis otomotif pada tahun 1994 melalui anak perusahaannya Samsung Motors yang berbasis di Busan. Namun karena adanya krisis ekonomi di Asia, Samsung terpaksa menjual 70% persen sahamnya ke perusahaan otomotif Perancis Renault pada bulan September 2000 sehingga berganti nama menjadi Renault Samsung Motors.

Pada tahun 2014, model SM3 ZE dari Renault Samsung menjadi mobil listrik terlaris kedua di Korea yang terjual 309 unit.


Bulan kemarin, Samsung SDI, anak perusahaan solusi energi dan material elektronik milik Samsung Group, telah mengakuisisi bisnis baterai milik Magna International, pemasok otomotif global terkemuka yang berbasis di Austria. Akuisisi ini akan meningkatkan kemampuan Samsung SDI dalam memproduksi baterai untuk kendaraan listrik.

Selain baterai dari Samsung SDI, Samsung juga telah masuk pada bisnis komponen elektronik untuk kendaraan melalui Samsung Electro-Mechanics. Samsung SDI sudah meningkatkan pasokan baterai untuk produsen mobil global serta produsen mobil Eropa, seperti BMW dan Volkswagen. Dan bergabungnya Samsung Electro-Mechanics telah membuat kekuatan merek 'Samsung' kini memiliki beberapa gaung di pasar suku cadang otomotif.

"Baterai listrik dan peralatan elektronik adalah bagian penting dari mobil listrik," kata seorang pejabat dari Samsung Electronics. Sementara layar sentuh yang besar di dashboard dan juga jendela akan memainkan peranan utama sebagai media untuk mengontrol mobil yang berjalan pada OS tertentu, seperti Tizen atau QNX.

Pada akhir 2013, Samsung diketahui telah mengajukan sejumlah aplikasi paten di Amerika Serikat dan Korea Selatan yang mencakup beberapa bagian teknologi yang dapat digunakan dalam kendaraan listrik. Samsung mengajukan aplikasi untuk teknologi baru yang diperlukan dalam pembuatan suku cadang mobil yang dapat digunakan dalam kendaraan listrik. Paten ini mencakup teknologi penutup untuk ban, motor, serta elektronik on-board untuk berbagi informasi antara mobil dan sopir.

Pengajuan paten juga mengungkapkan kalau Samsung juga telah mempertimbangkan untuk menghubungkan bisnis medis dengan mendorongnya ke otomotif. Menurut pengajuan paten yang diterbitkan pada bulan Agustus, Samsung bekerja pada teknologi untuk mengendalikan kendaraan didasarkan pada kondisi medis seseorang. Penemuan ini akan menawarkan untuk "mengoptimalkan kondisi mengemudi dengan mengontrol kendaraan berdasarkan informasi medis pribadi dari pengemudi."

Samsung juga telah menyiapkan jendela yang terbuat dari panel layar transparan yang menyediakan tampilan peta dan informasi lainnya untuk orang-orang di dalam mobil, sementara dilain pihak masih memungkinkan untuk visibilitas secara penuh.

"Tizen akan dikembangkan untuk smartphone, juga mobil dan apa pun yang menggunakan sistem operasi pintar. Tujuannya adalah untuk membuka sistem yang tertutup," kata Jong-Deok Choi (JD Choi), Wakil Presiden Eksekutif dari Samsung Software Center.

"Generasi mobil mendatang adalah segala sesuatu di dalam mobil yang akan dioperasikan dan diotomatisasi oleh sistem operasi dan sensor," kata Park Hyun, seorang analis di Tongyang Securities di Seoul. "Dalam hal ini, perusahaan teknologi dapat memiliki pengaruh lebih besar daripada perusahaan mobil tradisional. Samsung adalah sebuah perusahaan langka yang tidak hanya memiliki kompetensi dalam hal manufaktur, tetapi juga memiliki pengetahuan yang luas dalam hal komponen."


Comments