Samsung: Pasar butuh OS ketiga yang lebih baik dari OS yang ada


Tiga tahun yang lalu pasar belum begitu memperhatikan aliansi baru antara Samsung, Intel dan Linux Foundation dalam proyek Tizen untuk membentuk sistem operasi baru yang kuat namun fleksibel. Kini setelah dimulainya pergeseran dari era mobile ke Internet of Things (IoT), pasar mulai membutuhkan OS baru yang kuat sebagai nutrisi baru untuk pertumbuhan, sama seperti dulu ketika munculnya iOS dan Android ketika terjadi pergeseran dari era PC ke mobile.

"Pada saat ini pasar membutuhkan kedatangan sistem operasi ketiga yang kuat," kata Lee Won-jin, Wakil Presiden Ekesekutif Samsung Electronics untuk divisi Visual Display Business. Sebelum bergabung dengan Samsung baru-baru ini, Lee Won-jin adalah CEO dari Google Korea. Lulusan dari universitas Purdue di Amerika Serikat ini juga pernah bekerja di Accenture dan Adobe.

"Membuat OS yang hanya dioptimalkan untuk smartphone sekarang tidak berarti apa-apa. Di dunia saat ini ada begitu banyak perangkat yang terhubung ke internet, jadi sudah waktunya untuk menciptakan sebuah sistem operasi yang lebih baik dari yang ada saat ini. Jadi perlu adanya sistem operasi ketiga," kata Lee Won-jin. "Tidak perlu adanya perangkat tertentu untuk menghubungkan sejumlah besar perangkat itu, karena sekarang sudah ada sistem operasi yang telah dioptimalkan itu. Itulah Tizen."

Di tahun 2015 Samsung Electronics akan menerapkan OS Tizen buat sebagian besar perangkat Electronics mereka, termasuk semua Smart TV. Ini berarti akan ada ratusan juta perangkat Tizen yang akan memenuhi pasar elektronik global mulai tahun ini.

"Pola konsumsi TV telah berubah banyak. Tidak ada batasan pada kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Konsumen TV di Amerika Serikat sekarang lebih banyak menonton tayangan streaming dari Internet yang hanya bisa diwujudkan melalui Smart TV. Dan setengah dari Samsung TV yang terjual adalah Smart TV," kata Lee Won-jin. "Dengan kinerja yang cepat dan konsumsi daya yang rendah, Tizen sangat cocok sebagai OS untuk TV. Sekarang yang terpenting adalah pengembangan OS dan meningkatkan layanan yang kompetitif agar dapat memenuhi keinginan konsumen. Memberikan pengalaman baru untuk TV di masa depan dan akan memberikan pelayanan yang langsung bisa dikontrol oleh pengguna."

Dengan mengadopsi Tizen, Samsung sekarang tidak hanya berinvestasi dari pengembangan hardware semata. Sifat Tizen yang open source dan open governance memungkinkan Samsung juga ikut terlibat secara penuh dalam pengembangan OS dan layanan software untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lebih maksimal dan konsisten di berbagai perangkat pengguna. Hal ini pada akhirnya akan mempercepat inovasi produk ke pasar dan membedakan diri dengan pesaing. Selain itu Samsung juga bisa mendapatkan keuntungan dari layanan software, tidak hanya hardware sehingga bisa menjual produk dengan harga yang lebih murah. "Sekarang waktunya untuk membangun ekosistem Tizen," kata Lee Won-jin.

Tizen juga sesuai dengan visi masa depan Samsung dalam memenuhi keinginan konsumen, baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang. Dengan keseluruhan proses pengembangan hardware dan software dari produk yang bisa leluasa dikontrol, Samsung bisa memberikan layanan purna jual produk yang lebih lama dan lebih memuaskan buat konsumen.

"Hanya sebuah perusahaan besar yang mampu membuat perubahan pada hardware konsumen dengan cara perusahaan tersebut untuk mencoba menebak apa yang diinginkan oleh konsumen. Ini untuk membuat hal-hal yang ada menjadi lebih baik," kata Lee Won-jin. "Ketika sudah meluncurkan suatu produk dan konsumen membelinya bukan berarti proses pengembangan telah berakhir. Pengembang aplikasi juga akan lebih terlibat dan memungkinkan pengguna untuk terus menggunakan karya mereka untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik."




Comments