Strategi Samsung hadapi krisis bisnis smartphone

3 Co-CEO Samsung Electronics (dari kiri): Kwon Oh-hyun (DS), JK Shin (IM), BK Yoon (CE)

Samsung Electronics merupakan anak perusahaan Samsung Group yang selama ini selalu menghasilkan keuntungan terbesar buat korporasi. Samsung Electronics menjalankan tiga bisnis utama yaitu IT & Mobile (IM), Device Solutions (DS) dan Consumer Electronics (CE) yang dipimpin oleh 3 CEO bersama atau Co-CEO. Awalnya divisi IM menyumbang pendapatan terbesar buat Samsung Electronics melalui penjualan perangkat mobile seperti smartphone dan tablet. Namun semakin melemahnya pasar smartphone global membuat Samsung Electronics mulai mengalihkan fokus pengembangan bisnisnya pada dua divisi lainnya.

Industri dan pasar saham meramalkan bahwa tidak akan mudah bagi Samsung Electronics untuk kembali meningkatkan kinerja divisi IM mereka, yang sebelumnya berkontribusi besar dalam meningkatkan kinerja perusahaan yang tinggi, dalam jangka pendek. Menurut analisis mereka, Samsung Electronics akan menghadapi waktu yang sulit untuk mengatasi ketatnya persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang pesat dan penurunan penjualan serta persediaan dan biaya pemasaran yang terus meningkat sebagai akibat dari meningkatnya persaingan dalam jangka pendek. Beberapa bahkan meramalkan bahwa kinerja yang melambat ini akan berlanjut sampai semester pertama tahun depan.

Untuk itu, perhatian kini kembali tertuju ke divisi DS, yang menangani bisnis semikonduktor, dan divisi CE yang bertanggung jawab atas produk TV dan peralatan rumah tangga.


Divisi DS membangun dirinya sendiri sebagai sapi perah yang stabil

Telah dianalisa bahwa divisi DS akan terus melanjutkan tren yang stabil berkat permintaan pasar yang kuat untuk bisnis memori, seperti DRAM dan NAND flash. Hal ini diperkirakan telah menghasilkan lebih dari 2 triliun won untuk pendapatan usaha cuma dari bisnis semikonduktor di kuartal ketiga. Seorang pengamat industri memperkirakan, "Pendapatan operasional divisi IM telah menurun dalam beberapa triliunan won tahun ini. Jadi, kepentingan yang lebih besar akan ditempatkan pada peran divisi DS, yang menghasilkan pendapatan usaha yang stabil sekitar 2 triliun won."

Namun, teori tentang pertumbuhan terbatas juga telah dikemukakan bahwa divisi DS tidak bisa menjadi kekuatan pertumbuhan Samsung Electronics kecuali bisa memecahkan masalah kronis, yaitu sistem LSI dan layar. Ini berarti bahwa, meskipun divisi DS dapat memainkan peran untuk mengatasi penurunan kinerja Samsung Electronics, namun tetap akan sulit untuk berperan sebagai propelan untuk memimpin arah perubahan bisnis perusahaan. Telah diperkirakan bahwa fenomena seperti itu akan terus untuk sementara waktu bahkan setelah kuartal keempat. Presiden Kim Ki-nam yang bertanggung jawab untuk bisnis semikonduktor di divisi DS mengatakan baru-baru ini, "Kami bekerja keras pada area sistem LSI. Kami akan segera dapat menghasilkan kinerja yang memuaskan."


Divisi CE optimis tentang peningkatan kinerja pada kuartal keempat

Adapun divisi CE, peningkatan kinerja menjadi sangat penting yang diharapkan bisa dicapai pada kuartal keempat. Divisi CE juga mencatat pendapatan usaha yang besar dengan 660 miliar won pada kuartal keempat tahun lalu. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan kuartal 1 - 3 (230 miliar won - 430 miliar won). Harapan akan semakin tinggi tahun ini. Secara khusus, divisi CE telah berhasil mengamankan kepemimpinan perusahaan di fase awal pasar ultra high-definition (UHD), yang telah dikukuhkan sebagai TV generasi berikutnya. Dengan memperluas portofolio secara intensif, diharapkan untuk menghasilkan pendapatan yang cukup besar asalkan terus menjaga kepemimpinan. Namun sama halnya dengan pasar smrtphone, para produsen TV China juga mulai menargetkan pasar luar negeri dengan mengandalkan harga murah mereka sebagai senjata. Oleh karena itu, perhatian kembali tertuju pada bagaimana Samsung akan merespon hal ini.

Divisi CE juga menampilkan kekuatan mereka secara bertahap di pasar digital signage, dimana Samsung Electronics telah mengembangkannya secara agresif sejak tahun lalu, dan dengan demikian diperkirakan untuk bisa berkontribusi pada peningkatan kinerja perusahaan di area ini. Dalam bisnis peralatan rumah tangga, kontribusi kinerja ditentukan sesuai dengan seberapa cepat strategi investasi dan pemasaran yang agresif yang ditetapkan oleh Presiden divisi CE dan Co-CEO Samsung Electronics Yoon Boo-keun (BK Yoon)akan bisa bekerja di pasar. Divisi CE secara internal telah berhasil meningkatkan penjualan mereka. Namun, masih sedang dievaluasi karena kinerja dianggap masih mengecewakan dalam hal profitabilitas.



Divisi IM memusatkan semua upaya pada perubahan meskipun memiliki beban persediaan

Untuk divisi IM, yang berfokus pada smartphone, berapa banyak persediaan seri Galaxy yang terjual akan memaksakan dampak yang cukup serius pada kinerja. Pasar saham memperkirakan bahwa sekitar 40 juta persediaan perangkat Galaxy masih belum terjual. Menurut sebuah analisa, hal ini dapat menyebabkan penurunan kinerja sampai semester pertama tahun depan.

Menurut seorang analis pasar saham, Galaxy Note 4 yang diperkirakan berfungsi sebagai pendorong untuk divisi IM, akan bersaing dengan iPhone 6 sebagai perangkat yang sama-sama baru dirilis, sehingga sulit untuk menghasilkan perkiraan yang positif. Beberapa analis bahkan memperkirakan bahwa kinerja divisi IM dapat menjadi lebih buruk karena mencatat kurang dari 2 triliun won dalam operasional penjualan selama kuartal keempat.

Sebuah smartphone untuk mid-end hingga low-end dinaikkan sebagai solusi. Samsung Electronics berencana untuk terus meningkatkan lineup perangkat menengah ke bawah (mid-to-low) untuk melawan produsen smartphone asal China. Hal ini dilaporkan sebagai seri 'Galaxy A', lini baru untuk smartphone mid-end hingga low-end, yang akan diluncurkan pada kuartal keempat.

"Ini akan memakan waktu bagi perusahaan untuk melepaskan produk baru untuk mid-end dan low-end, untuk meningkatkan tingkat operasional pabrik Vietnam untuk produk ke tingkat tertentu dan untuk menguras persediaan yang ada," kata analis dari Korea Investment & Securities Lee Seung-hyeok. Dia memperkirakan, "Mengingat strategi baru ini, perusahaan akan memasuki tren kenaikan secara perlahan sekitar kuartal kedua tahun depan.


Comments