Potensi pasar Indonesia di mata perusahaan software Korea


Setelah Jepang dan Amerika Serikat, perusahaan software Korea mulai memperhatikan Indonesia sebagai pasar baru yang menjanjikan di luar negeri. Sebagai negara dengan jumlah penduduk no.4 terbesar di dunia dan kekuatan ekonomi no.16 terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Untuk itu, perusahaan Korea berusaha untuk mengamankan pemasok dan memberikan dukungan R&D untuk membuat terobosan ke pasar Indonesia. Namun, mereka menemukan bahwa Indonesia bukanlah pasar yang mudah untuk diatasi.

Menurut orang dalam industri di Korea, perusahaan software memilih terjun ke pasar Indonesia di antara pasar Asia Tenggara lainnya karena potensi pertumbuhannya, tapi prihatin tentang kinerja yang buruk jika dibandingkan dengan nilai investasi yang dibutuhkan.

Seperti misalnya sebuah perusahaan software Korea, yang mengembangkan solusi Customer Relationship Management (CRM), telah mempekerjakan lebih dari 30 karyawan dan mendirikan anak perusahaan di Indonesia pada pertengahan tahun 2000-an, tetapi baru-baru ini diketahui telah memangkas tenaga kerja hingga setengahnya. "Dengan pertumbuhan industri di Indonesia yang berkembang pesat, negara ini telah berlimpah uang, tetapi hanya sedikit perusahaan yang bisa membuat keuntungan," kata orang dalam perusahaan ini. "Semua perusahaan IT global di pasar ini telah bersaing sengit satu sama lain."

Pertumbuhan dan persaingan antara perusahaan software di Indonesia seperti halnya di pasar Jepang telah menarik perhatian publik sebagai importir software, menghadirkan kenyataannya bahwa tidak ada yang bisa berhasil dengan mudah tanpa strategi diferensiasi. Namun perusahaan ini berencana untuk terus menargetkan pasar Indonesia, mengatakan bahwa sejumlah agen tunggal dengan lebih dari 100 karyawan telah meningkat baru-baru ini.

Investasi R&D pun dibuat satu demi satu. Sebuah perusahaan software Korea yang mengembangkan solusi keamanan berencana untuk bekerja sama dengan sebuah perguruan tinggi teknik di Indonesia untuk melatih tenaga kerja lokal dan membuat Indonesia menjadi pijakan untuk perluasan pasar di Asia Tenggara. "Instansi pemerintah dan militer sangat tertarik dengan solusi keamanan," kata CEO perusahaan ini. "Kami akan membuat proposal bisnis dengan fokus pada pasar mobile Indonesia."

"Melihat ROI, pasar [Indonesia] belum bisa menghasilkan keuntungan apa pun," tambahnya. "Proyek-proyek lokal berkembang lebih lambat di Indonesia daripada di Jepang dan Amerika Serikat, dan itu sangat nyaman dibawa untuk memanfaatkan tenaga kerja secara efisien."

Perusahaan software, yang telah mengamankan agen penjualan lokal dan menjual solusi dukungan jarak jauh, tidak berkinerja cukup baik di Indonesia. Pasar Indonesia tidak tumbuh dengan baik karena mereka menjual software secara paket. "Kami memasang pijakan kami di Indonesia untuk mengamankan pasar Asia Tenggara, termasuk Singapura, Malaysia dan Filipina, tapi kami tidak mendapatkan hasil yang diinginkan," kata orang dalam industri di Korea. "Terutama di pasar B2B, integrasi sistem (SI) ini menarik perhatian lebih dari paket software."

"Kembali pada tahun 2009 ada sekitar 30 juta pengguna internet [di Indonesia], namun jumlah tersebut meningkat menjadi 80 juta pada tahun lalu. Jadi Indonesia bisa menjadi lahan kesempatan untuk perusahaan software dan IT," kata orang dalam dari Asosiasi Industri Software Korea. "Karena merupakan pasar terbesar di Asia Tenggara, perusahaan software global saling bersaing dengan sengit antar satu sama lain."

Comments